Untuk mengawali tulisan
singkat ini perlu kiranya kita membaca pendapat Anis Matta yang ditulis dalam
bukunya yang berjudul ”Model Manusia Muslim, Pesona Abad 21 (2004), bahwa Model Manusia Muslim, Pesona
Abad 21 yang bisa diandalkan harus memenuhi tiga kualifikasi, yaitu afiliasi,
partisipasi, dan konstribusi. Dalam hal kontribusi Ia mengungkapkan seorang muslim
harus mempunyai spesialisasi dalam satu bidang keilmuan/profesi tertentu untuk
berkontribusi bagi kemaslahatan umat manusia.
Dalam konteks inilah
Yayasan Ulil Albab Batam berupaya memberikan kontribusi riel terhadap atas problematika yang dihadapi masyarakat Batam. Khususnya permasalahan dibidang pendidikan yakni melalui pendirian
SMPIT Ulil Albab. Sudah barang tentu pendirian SMPIT Ulil Abab adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari visi utama dari Yayasan Ulil Albab Batam yakni dakwah Islam.
SMPIT Ulil Albab mengusung visi Mewujudkan Sekolah Islam
yang Ektif dan Bermutu dengan cita-cita Membentuk Insan muttaqin,
cerdas, berakhlak, terampil dan berkarakter, telah memasuki tahun kedua
usianya. Di usianya yang masih sangat muda SMPIT Ulil Alabab tak pernah
berhenti untuk terus belajar dan berbenah. Sebagai lembaga yang baru lahir kami
sangat menyadari bahwa jalan untuk menggapai cita dan asa masih sangat panjang
layaknya meniti jalan panjang yang tak berujung. Namun hanya satu yang membuat
energi itu takkan pernah habis yakni adanya satu keyakinan bahwa dipenghujung
jalan itu telah menanti janji-janji Alloh.
Dua tahun bukanlah waktu
yang cukup untuk membicarakan hasil dari sebuah
proses pendidikan, apalagi pendidikan dalam konsep islam terpadu yang tidak
hanya sebatas transfer of knowledge ataupun transfer of training. Melainkan upaya
(proses) menumbuhkan, mengembangkan ( tarbiyah) potensi (fitrah)
manusia menuju manusia yang ”mulia”. untuk mengemban amanah mulia yaitu manjadi
”duta” Alloh SWT di atas muka bumi (Khalifatullah fil Ardl ). Masalah kebehasilan biarlah itu menjadi domain dari stakeholder (orang tua, para siswa dan
masyarakat), untuk memberikan penilain secara obyektif.
Sebagai sebuah lembaga
yang baru lahir, kekurangan tentulah sesuatu yang wajar, mengingat lembaga ini
memang didirikan melalui proses panjang, yang hanya bermodalkan idealisme dan
keyakinan serta semangat untuk berkontribusi. Meski demikian tentunya hal ini
bukanlah merupakan pembenaran untuk bersikap pasif tanpa berupaya secara
maksimal untuk selalu berusaha berbenah menutup berbagai kekurangan. Yayasan
Ulil Albab sebagai lembaga payung hukum yang menaungi semestinya berada di
garis terdepan untuk menggalang sumberdaya dan semua potensi yang bisa
optimalkan untuk mengejar berbagai ketertinggalan. Melalui momentum tahun baru
Hijriah ini sudah semestinya semua pihak melakukan evaluasi sekaligus menyusun
rencana-rencana strategis untuk menyambut dan mengisi tahun ini dengan
kerja-kerja yang lebih berkualitas.
Ada empat masalah pokok
yang semestinya menjadi fokus perbaikan bagi yayasan ditahun baru
ini yakni pertama adalah masalah pengelolaan. Bicara pengelolaan, maka 'backbone'-nya, tulang punggungnya
adalah guru. Guru menjadi pihak yang sangat sentral dalam mentransformasi
muatan pendidikan dalam bentuk karakter anak didik. Harus diakui bahwa
perhatian masalah yayasan atas masalah ini masih sangat jauh dari kondisi yang ideal.
Sudah saat guru mendapatkan hak-haknya agar dapat lebih optimal dalam mengawal
proses pendidikan ini.
Yang ke-dua adalah adanya
komitmen lembaga baik yayasan maupun semua unit di bawahnya (TKIT,SDIT dan
SMPIT) untuk mewujudkan penyelenggaraan lembaga yang memenuhi unsur-unsur
akuntabilitas. Hal ini penting untuk
mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja lembaga sebagai syarat terciptanya lembaga
berkredibilitas tinggi. Sekaligus sebagai jawaban atas tuntutan kepuasaan
publik terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan. Rumusan ini ini
bukanlah tujuan akhir dari praktik pengelolaan lembaga yang akuntabel, tetapi
merupakan faktor pendorong lahirnya kepercayaan (trust) dan partisipasi yang lebih tinggi dari pihak-pihak lain
dalam hal ini orang tua siswa dan masyarakat luas kepada lembaga. Bahkan, boleh
dikatakan bahwa akuntabilitas baru sebagai titik awal menuju keberlangsungan
manajemen lembaga yang berkinerja tinggi.
Masalah pokok yang
ketiga adalah berkaitan dengan penyediaan fasiltas-Fasilitas pendidikan yang representatif.
Keberhasilan pendidikan tidak bisa dipisahkan dari ketersediaan faslitas
penunjang yang memadai. Tanpa ini sehebat apapun konsep yang dijalankan tidak
akan menuai hasil yang maksimal. Perlu langkah-langkah yang cepat, tepat dan
cerdas untuk sesegera mungkin mencari solusi atas berbagai kekurangan terhadap
fasilitas sekolah. Keterbatasan finansial menjadi jawaban klasik atas problem
ini. Dan sudah bukan jamanya lagi untuk pasrah dengan keadaan. Namun perlu
langkah-langkah yang lebih proaktif mencari solusi. Upaya pertama yang bisa dilakukan yayasan antara lain adalah melakukan pemetaan potensi
internal maupun eksternal yang memungkinkan untuk dikembangkan sebuah unit
bisnis yang dapat memberikan suport atas kebutuhan pendanaan lembaga (mengambil
contoh Mutiara Duri dengan bisnis hotel sapi-nya). upaya kedua yakni yayasan harus mulai keluar dalam artian menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga baik yang bersifat
lokal, nasional maupun internasional yang concern terhadap masalah pendidikan.
Terakhir yang perlu dipahami adalah, bahwa
sesungguhnya pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak termasuk di
dalamnya adalah orang tua siswa.Orang tua siswa adalah
pihak yang sangat perkepentingan langsung terhadap kondisi sekolah. Karena ini
menyangkut keberhasilan proses pendidikan putra-putri mereka. Oleh karena itu
perlu dipahami bahwa partisipasi orang tua tidak hanya sebatas menyelesaikan
kewajiban keuangan bulanan semata. Namun lebih jauh dari pada itu adalah
keterlibatan secara proaktif dalam melakukan pengelolaan sekolah serta
kontribusi dalam mencari solusi atas berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh sekolah. Pemahaman ini menjadi sangat
penting, ditengah-tengah umumnya pemahaman orang tua bahwa segala permasalahan
yang menyangkut fasilitas merupakan domain atau tanggungjawab
yayasan semata. Tentunya pemahaman yang demikian ini perlu diluruskan.
Oleh sebab itu sudah
saatnya kepada semua pihak untuk menyatukan visi dan misi, menata langkah dan
gerak dalam mengawal laju dari lembaga pendidikan ini. Demi kepentingan
bersama, demi anak-anak tercinta. Agar cita dan asa semua pihak akan lahirnya
generasi islam yang cerdas, intelek dan religius dapat menjadi kenyataan.
Muhamad Wahyudi.S.Pd. M.Si
Kepala SMPIT Ulil Albab
10:15 PM | 0
comments